BERITA & KEGIATAN

blog post

Rabu pagi (06/01/2021) warga Pesawaran dan sekitarnya dikejutkan dengan guncangan gempa. Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan telah terjadi gempabumi pada pukul 10:38:40 WIB pada koordinat 5.58 LS dan 105.16 BT, atau tepatnya berlokasi di Darat dengan jarak 22 km Tenggara PESAWARAN-LAMPUNG pada kedalaman 3 kilometer. Berdasarkan laporan masyarakat, gempa dirasakan dengan skala III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Gempabumi berkekuatan Magnitudo M=3,4 ini merupakan kejadian gempabumi ke-5 di lokasi yang berdekatan pada hari yang sama. Empat gempabumi yang terjadi sebelumnya tidak dirasakan oleh masyarakat sekitar. Hingga tulisan ini dibuat, total gempabumi di wilayah Pesawaran berjumlah 13 event.



Gambar 1. Shakemap Gempabumi dirasakan di Pesawaran

Data Statistik

Dari 13 kejadian gempabumi yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari 24 jam tersebut hanya gempabumi ke-5 lah yang dirasakan oleh warga. Jika kita lihat data statistik gempabumi yang terjadi, maka gempa ke-5 inilah yang memiliki kekuatan magnitudo terbesar yakni M3,4. Sedangkan dua belas gempa lainnya memiliki magnitudo yang lebih kecil.


Tabel 1. Data Gempabumi Pesawaran Lampung



Apabila kita melihat data kedalaman pusat gempabumi, seluruh gempa yang terjadi memiliki kedalaman dangkal, dimana kriteria gempa dangkal yaitu kurang dari 60 Km. Bahkan dari semua gempa tidak ada yang berkedalaman lebih dari 10 Km. Berdasarkan data yang ada maka serangkaian gempa yang terjadi di Pesawaran ini diduga kuat diakibatkan oleh sesar lokal yang berada di wilayah tersebut. Hampir setiap kejadian gempabumi yang diakibatkan oleh sesar lokal memiliki kedalaman yang sangat dangkal. Lain halnya jika gempabumi yang terjadi merupakan akibat dari aktivitas subduksi lempeng. Gempa subduksi memiliki kedalaman yang bervariasi dari dangkal hingga dalam tergantung dari posisi dari jalur subduksinya.


Gambar 2. Gempabumi Pesawaran berdasarkan Magnitudo



Gambar 3. Sebaran Pusat Gempabumi Pesawaran

Sumber Gempabumi

Berdasarkan kedalaman dan analisis mekanisme sumber yang dilakukan maka rentetan gempabumi yang terjadi di Pesawaran Rabu, 06 Januari 2021 diduga kuat berasal dari sesar lokal. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah sesar apa yang menjadi penyebab utama dari rangkaian gempa tersebut. Jika kita melihat peta sesar yang bersumber dari Pusat Studi Gempabumi Nasional (PUSGEN) yang diterbitkan dalam tahun 2017 lalu, tidak ada segmen sesar yang dekat dengan lokasi pusat gempabumi di wilayah Pesawaran. Akan tetapi apabila kita melihat Peta Geologi di wilayah Pesawaran yang masuk dalam Peta Geologi Lembar Tanjungkarang, ada satu sesar yang persis berada di wilayah episenter rentetan gempa. Oleh karena itu, rangkaian gempabumi yang terjadi di wilayah Pesawaran Rabu (06/01) lalu diduga kuat berasal dari aktivitas Sesar Menanga (Menanga Fault). Keberadaan Sesar Menanga ini melewati Gunung Pesawaran yang ada di Kabupaten Pesawaran Lampung.



Gambar 4. Peta Geologi wilayah sekitar pusat gempa


Potensi Kegempaan Lampung

Lampung merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan aktivitas kegempaan yang cukup tinggi. Karena memang di sepanjang laut barat Sumatera terdapat batas tumbukan/subduksi Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia. Zona subduksi lempeng inilah yang menjadi jalur-jalur pusat gempabumi tektonik yang tak terhindarkan terjadi di setiap tahunnya. Selain dekat dengan zona subduksi, Lampung juga dilewati oleh sesar tektonik aktif yang membentang dari ujung Aceh hingga Selat Sunda yang dikenal sebagai Sesar Besar Sumatera. Sieh dan Natawidjaja (2000) menyebutkan panjang sesar aktif ini sekitar 1.900 km yang terbagi menjadi 19 segmen-segmen utama. Segmen Kumering, Semangko, dan Segmen Sunda adalah tiga segmen utama yang melewati daratan Provinsi Lampung. Aktivitas sesar tektonik ini bertanggung jawab atas penyebab kejadian Gempabumi Liwa 16 Februari 1994, tepatnya pada segmen kumering. Segmen ini pula yang telah menyebabkan peristiwa Gempabumi Liwa berkekuatan M=7,5 pada 24 Juni 1933 silam.

 

Bukan hanya ketiga segmen tersebut, Lampung juga masih memiliki sesar-sesar aktif lain diantaranya Sesar Tarahan dan juga Sesar Menanga Sesar Tarahan berada di sepanjang pantai bagian timur Teluk Lampung. Sesar ini menerus ke daratan Sumatera melalui daerah Tarahan, Panjang dan lereng timur Gunung Rajabasa bahkan diperkirakan menerus ke perairan Selat Sunda.Sedangkan Sesar Menanga yang diduga menjadi penyebab terjadinya rentetan gempabumi di wilayah Pesawaran Rabu (06/01/21) lalu.

 

Belum bisa diprediksi

Gempabumi merupakan bencana alam yang sejauh ini belum dapat diprediksi dengan tepat dan pasti kapan terjadinya bahkan di negara-negara maju sekalipun. Akan tetapi, penelitian mengenai tanda-tanda sebelum terjadinya gempa (precursor) masih terus dikembangkan. Walaupun demikian, gempabumi adalah peristiwa yang mempunyai periode ulang, sehingga kejadian gempa dapat terjadi kembali di kemudian hari. Gempabumi memiliki jalur/titik-titik pusat (epicenter) tertentu yaitu di antara batas pertemuan lempeng-lempeng tektonik dan sesar-sesar aktif. Dengan demikian, pemahaman terhadap kondisi tektonik wilayah yang kita tinggali menjadi hal yang sangat penting.

 

Mitigasi Gempabumi

Peristiwa gempabumi yang kerap terjadi di sekitar kita menjadikan kita sadar bahwa daerah yang kita tinggali ini adalah daerah rawan gempa, maka dari itu sudah saatnya kita mempersiapkan diri. Kehadiran gempabumi tidak dapat kita tolak, sehingga dibutuhkan pemahaman terkait gempabumi terutama upaya mitigasinya. Mitigasi gempabumi merupakan upaya yang paling efektif bagi kita untuk memperkecil risiko ketika terjadi bencana gempabumi. Bagaimana langkah-langkah yang harus kita lakukan sebelum, saat dan setelah gempabumi terjadi harus sama-sama kita pahami.

 

Gempabumi tidak membunuh, hanya saja efek dari gempa inilah yang dapat menimbulkan korban jiwa. Sebagian besar korban jiwa akibat gempa disebabkan karena tertimpa bangunan yang runtuh ketika gempa. Oleh karena itu, kekuatan struktur bangunan agar dapat kita jadikan prioritas utama demi keamanan terhadap guncangan gempa. Sudah menjadi keharusan kita bersama untuk dapat memahami aktivitas gempabumi di wilayah kita. Informasi terkait gempabumi dapat kita peroleh melalui instansi pemerintah yang berwenang dalam memberi informasi terkait bencana gempa maupun tsunami. Jangan pernah percaya terhadap isu-isu yang meresahkan sebelum dikonfirmasi kepada ahli yang berkompeten di bidangnya.


Rudianto

PMG Muda, Stasiun Geofisika Lampung Utara